Lahan pertanian padi di Ketapang
Beritatrends, Ketapang – Kurangnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian menjadi perhatian serius Distanakbun Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Sekdin Distanakbun Ir, Akh, ad Humaidi, M,Si, menilai bahwa meskipun fasilitas pertanian sudah semakin modern, faktor ketidakpastian pendapatan masih menjadi alasan utama mengapa banyak anak muda enggan menjadi petani.
“Banyak program yang sudah digulirkan untuk menarik minat generasi muda, mulai dari penyediaan alat pertanian modern hingga skema pendanaan. Tapi tetap saja, mereka masih ragu karena tidak ada kepastian pendapatan yang menjanjikan,” ujarnya, Senin (17/3/2025).
Menurutnya, program petani milenial yang bertujuan mengelola lahan tidur dengan sistem bagi hasil seharusnya bisa menjadi solusi. Namun, ketidakstabilan harga hasil pertanian menjadi kendala besar yang menghambat minat kaum muda.
“Kalau harga hasil panen tidak stabil, maka sulit bagi petani untuk mendapatkan keuntungan. Banyak kasus di mana harga anjlok saat panen melimpah, membuat petani mengalami kerugian besar,” jelasnya.
Kekhawatiran pemerintah daerah Kabupaten Ketapang terhadap keberlanjutan swasembada pangan dan program ketahanan pangan, sangarlah mendasar, hal itu di sampaikan oleh Sekdin Distanakbun Kabupaten Ketapang, Senin (17/03/2025 ), di ruang kerjanya.
Pihaknya menambahkan, ancaman yang paling serius adalah saat ini petani lama sudah tua, mereka tidak lagi aktif mengarap lahan, sementara anak muda tidak ada minat untuk bercocok tanam padi dan tanaman pangan lainnya.
Faktor lain juga adalah berkurangnya lahan pertanian padi, beralih fungsi menjadi areal pengembangan perumahan, serta ada juga alih fungsi menjadi perkebunan sawit, baik skala perusahaan maupun perkebunan pribadi.
“Beberapa tahun lalu kita pernah surflus padi, namun hari ini kita hanya mampu berswasembada di angka 80 persen dari kebutuhan, sisanya duapuluh persen di datangkan dari luar Ketapang,”tutup Humaidi.